TIM Konseling Trauma BK UNP dan HMJ BK FIP KM UNP Peduli Pasaman Barat dan Pasaman

    TIM Konseling Trauma BK UNP dan HMJ BK FIP KM UNP Peduli Pasaman Barat dan Pasaman

    PADANG-Universitas Negeri Padang (UNP) menurunkan tim Konseling Trauma BK Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNP dan HMJ BK FIP KM UNP yang terdiri dari dosen dan mahasiswa BK FIP UNP sebagai bentuk kepedulian UNP terhadap Pasaman, (Jumat-Sabtu, 11-12 Maret 2022).

    Adapun tujuan konseling trauma ini yaitu menghilangkan trauma pada masyarakat korban gempa.

    Tim konseling trauma BK FIP UNP berusaha untuk membantu agar masyarakat Pasaman-Pasaman Barat korban bencana gempa itu tidak lagi mengalami trauma dalam diri mereka. Tim konseling trauma ini turun ke lapangan itu setelah 2 minggu pasca gempa, karena dalam waktu itulah yang efektif untuk melakukan konseling trauma, tepatnya di daerah Kampuang Auo dan Jorong I. 

    Kegiatan ini dibagi atas 3 tim yaitu,  1) Tim Konseling Trauma Anak-anak ( Mahasiswa Program Studi S1), bertugas menghilangkan trauma yang ada pada anak-anak korban pasca gempa. Teknik yang dilakukan yaitu Play Therapy Konseling (mewarnai, menyusun puzzle dan finger painting) yang mana melalui warna dapat diketahui bahwa apakah anak tersebut mengalami trauma.

    Zikra dari tim konseling trauma  menyampaikan ada salah seorang anak mewarnai gambar dengan warna yang dominan coklat yang mana alasan anak tersebut bahwa dia masih ingat dengan bencana galodo yang berwarna coklat. 

    Disamping itu anak-anak yang mewarnai dengan tidak rapi maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut memiliki sedikit trauma dan juga sambil mewarnai tim konseling trauma juga menanyakan hal-hal kecil kepada anak-anak korban gempa. Selanjutnya menyusun puzzle yang bertujuan untuk melihat apakah anak-anak korban gempa masih mampu berpikir dengan fokus atau tidak.  Finger Painting yaitu anak-anak diminta untuk mencari warna sesuai dengan cita-cita yang ingin dicapainya, melalui warna dapat dilihat bentuk keinginan dari anak-anak tersebut. 2) Tim Konseling Trauma Remaja (Dosen dan Mahasiswa S2, S3, dan Pendidikan Profesi Konselor), dilokasi gempa ini tidak terlalu banyak anak remaja karena, anak remaja dilokasi dominan sudah menikah jadi hal ini termasuk kepada konseling dewasa. 

    Konseling ini menggunakan teknik Hypnotheraphy dan IPLT (teknik yang dikembangkan oleh Dosen BK FIP UNP Ifdil, S.Hi, S.Pd, M.Pd, Ph.D, Kons. bersama timnya.  Menurut Zikra, masyarakat disana hanya memiliki sedikit trauma akan bencana gempa, tetapi yang mereka khawatirkan yaitu bagaimana melangsungkan kehidupan normal sebelumnya. Semangat dalam diri masyarakat tersebut sudah hilang karena memikirkan kelangsungan hidup normal tadi, karena mereka tidak mempunyai biaya untuk membangun rumah, melanjutkan sekolah anak-anaknya, serta untuk kehidupan selanjutnya, dan hingga sekarang pun mereka hanya mengharapkan bantuan-bantuan yang dikirimkan ke lokasi sepertinya masyarakat korban gempa juga membutuhkan uang untuk membangun rumah mereka, tambah Zikra. (rel)

    Padang Sumbar
    Fernando  Yudistira

    Fernando Yudistira

    Artikel Sebelumnya

    Rapat Paripurna Penyampaian 3 Ranperda Padang...

    Artikel Berikutnya

    Satwa Dilindungi Hasil Kejahatan Perdagangan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Kapolri Sebut Pengamanan Nataru Akan Dilakukan 141.443 Personel
    Bantu Pencegahan Penyakit Kaki Gajah, Babinsa Kuala Kencana Dampingi Petugas Kesehatan Pada Saat Survey dan Pengambilan Sampel Darah
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami